Kamis, 09 Juli 2015

Batu Akik Unik Berlafadz Allah


Batu akik masih menjadi pembicaraan hangat hingga saat ini. Tidak hanya di warung kopi dan pasar, di komplek perkantoran pun batu akik selalu jadi topik percakapan diwaktu senggang.
Untuk masyarakat kabupaten Kapuas Hulu sendiri, batu akik semakin jadi primadona. Bahkan ada salah seorang warga Kapuas Hulu yang memiliki cincin batu akik yang cukup unik, terdapat motif kaligrafi berlafadz Allah.

Adalah, M. Durni, Ketua Adat Melayu kelurahan Kedamin Hilir, yang memiliki batu tersebut. Ia pun menceritakan segelumit kisah menarik sehubungan dengan batu jenis Chalsedony yang dimilikinya itu. "Batu ini adalah batu pemeberian dari orang. Awalnya batu biasa, setelah diasah ada lafadz Allahnya," tutur pria renta yang karib disapa pak Itam ini.
Sekilas batu milik pak Itam tampak seperti batu biasa. Namun terlihat jelas kaligrafi hitam berlafadz Allah, dengan latar belakang warna orange, pada permukaan batu. "Batu ini asli dari kecamatan Mentebah," ujarnya.
Semenjak pakai batu tersebut, pak Itam pun mengaku merasakan ada afek tersendiri. Dalam tugasnya menyelasikan perkara adat, semua perkara dapat terselesaikan. Bahkan perkara yang tertunda beberapa tahun.  "Saya memang rasakan ada manfaat tersendiri. Kasus-kasus sengketa adat banyak terselesaikan, padahal sudah beberapa tahun lalu ngendap," tambah Durni, "Namun ini bukan menduakan Tuhan. Ini adalah wujud kebesaran Allah dari laut, udara dan dalam bumi,"  tutur pria yang juga menjabat Kasi Hukum Adat MABM (Majelis Adat Budaya Melayu) Kapuas Hulu ini.
Disinggung terkait nominal harga yang ditetapkan untuk cincin akik berlafadz Allah itu, Durni tak menyebutkannya. "Saya tidak ada harga, cuma saya punya cita-cita umroh. Kalau ada yang minat cincin ini, setidaknya cukup untuk saya umroh," ungkap peria yang kesehariannya bekerja menebang kayu ini.
Saat ditanya tentang kegemaran terhadap cincin batu akik, Durni mengaku sudah sejak lama mengge;utinya. Mulai dari waktu pengolahan akik hanya dengan sistem manual, hingga moderen sperti sekarang ini. "Dari yang saya nilai, batuk akik di Kapuas Hulu ini baru ada 20 persen saja, jenis batunya yang terekspose. Batu-batu yang cantik lainnya masih banyak belum tergali masyarakat. Saya peribadi berharap potensi ini terus digali," tutup pria yang telah memiliki 4 anak dan 6 cucu ini.