Cincin Akik Dari Batu Alam Kapuas Hulu |
Berawal dari kecitanaannya
terhadap batu, membuat Muslimat menjadi seorang pengrajin cincin batu akik.
Telah banyak batu alam Kapuas Hulu yang berhasil diolahnya menjadi cincin akik berekonomis
tinggi. Bahkan cincin akik buah tangan Muslimat telah dikenakan Ketua NU prof
dr KH Said Agil Syiradj MA.
Saat ditemui
dikediamannya, Muslimat yang merupakan warga Kedamin Kecamatan Putussibau
Selatan ini mengaku sudah mengolah batu menjadi cincin akik sejak tahun 2008. Berawal
dari hobi mengumpulkan batu-batu bermotif indah, Ia pun mulai mengikut
perkembangan peminat batu akik di Indonesia. “Awalnya saya mencitai batu-batu dari
luar daerah Kapuas Hulu, tapi kemudian saya berpikir tidak mungkin daerah ini
tidak ada batu-batu yang indah. Hal itu yang jadi motivasi saya untuk
mengumpulkan batu-batu yang unik saat masuk ke hutan, kemudian membuatnya
sendiri menjadi mata cincin,” tutur pria yang juga merupakan Koordinator Bina Produksi
dan Usaha, Komunitas Pencinta Batu Kapuas Hulu ini.
Muslimat |
Ia pun mengulas, awal
mula dirinya menggolahan batu menjadi mata cincin dengan cara manual, dimana
bongkahan batu tersebut digosok ke canai dengan menggunakan menggunakan tangan
dalam waktu yang sangat lama. “Kemudian untuk membentuk batu tersebut saya ganti
dengan menggunakan mesin dinamo. Pertama, dinamo kipas angin, kemudian dinamo
parut kelapa,” paparnya.
Muslimat pun memaparkan
cara mengolah batu alam menjadi cicin akik yang bernilai ekonomis. Tahap awal
adalah pemilihan batu yang memiliki keindahan, baik dari sisi motif, warna
ataupun jenisnya. Batu tersebut lantas dipecah dan dibentuk menjadi bongkahan
kecil dengan mesin pembelah.
Kemudian, bongkahan
tersebut dihaluskan secara bertahap dengan 12 tipe amplas. Agar batu tersebut
tampak mengkilap, sebagian amplas tersebut telah diberikan serbuk intan. Bagi
batu memang yang tidak mengkilap dengan serbuk intan, dikilapkan dengan
menggunakan bambu kering. “Untuk membuat satu cincin siap pakai, saya
mengerjakannya selama 30 menit,” ujar Muslimat.
Dalam satu hari,
Muslimat mengaku bisa membentuk 20 biji mata cincin dari batu alam Kapuas Hulu.
Sedangkan untuk penyelesainnya hingga berbentuk cincin siap pakai, hanya
sekitar 15 buah saja. Masing-masing cincin tersebut ditetapkan adalah harga
produksi yang jauh dibawah harga pasaran Nasional. “Cincin yang Saya buat
kebanyakan adalah pesanan dari kerabat,” tuturnya.
Dari pembuatan cincin
batu akik, Muslimat bisa meraup laba hingga Rp 600 ribu dalam satu hari. Sayangnya
Ia tidak dapat membuat cincin akik setiap hari, lantaran harus mengutamakan
profesi utamanya sebagai Polisi Kehutanan Taman Nasional Betung Kerihun. “Saya membentuk
cincin diluar jam kantor, jadi tidak setiap hari membuatnya,” ungkap pria yang
sudah bertugas selama 20 tahun di TNBK ini.
Sehubungan dengan
pemasaran, Muslimat mengatakan cincin batu akik buatannya dan rekan se
Komunitas Pencinta Batu Kapuas Hulu sudah menyentuh pasar Nasional. Sebagian
dipasarkan ke Jawa Barat dan Sulawesi. “Saya juga sempat membuat cincin batu
akik sebagai cendramata untuk Ketua NU prof dr KH Said Agil Syiradj MA. Jenis
batunya Kalsedon Kuning dan Putih serta Virus Hijau, kami senang beliau
langsung menggunakannya,” ucap Muslimat. (yohanes santoso)