Sabtu, 08 Februari 2014

Putussibau Diancam DBD, Dinkes Himbau Masyarakat Lakukan 3 M



Wabah demam berdarah (DBD) mulai mengancam masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu, khususnya masyarakat kota Putussibau. Pada awal Februari ini tercatat tiga orang pasien DBD telah ditangani oleh RSUD dr Achmad Diponegoro Putussibau. “Kemarin sempat dirawat pasien DBD tiga orang dan semuanya anak-anak, tapi mereka sudah disuruh pulang karena sudah sembuh,” kata dr H Harisson M Kes ,Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu, Minggu (9/2).
Ketiga pasien tersebut berasal dari Kecamatan Putussibau Utara, dua diantaranya tinggal di Kawasan Pasar Merdeka dan  satunya lagi tinggal Jalan Beringin Putussibau. Untuk itu, langkah penanggulangan pun telah diupayakan oleh Dinkes Kapuas Hulu dengan melakukan pengasapan khusus nyamuk (fogging) pada beberapa lokasi dimana anak-anak tersebut beraktifitas. “Untuk menanggulanginya Dinkes langsung lakukan fogging di pasar merdeka, jalan beringin, TK Karya Budi dan MIN Putussibau. Semuanya dilakukan dalam radius 100 meter,” jelas Harisson.
Tapi fogging tentu tidak akan efektif, lanjutnya, kalau masyarakat tidak mengambil peranserta dalam pemberantasan sarang nyamuk. Dari itu, Dinkes menghimbau agar masyarakat lebih intensif memperhatikan lingkungan dengan melakukan 3 M, yakni menguras bak mandi atau tempat-tempat penampungan air, mengubur kaleng-kaleng atau ban-ban bekas dan sampah non organik lainnya, menutup tempat-tempat penampungan air. “Ini agar tidak ada tempat untuk nyamuk aedes aegypti bertelur dan berkembang biak. Disamping melakukan 3 M, masyarakat juga harus melakukan upaya prefentif lainnya seperti menggunakan lotion anti nyamuk atau minyak sereh kepada anak sebelum berangkat sekolah. Kami harap masyarakat tetap menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat,” tutur Harisson.
DBD adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. DBD juga disebut sebagai "breakbone fever" atau "bonebreak fever" (demam sendi), karena demam tersebut dapat menyebabkan penderitanya mengalami nyeri hebat seakan-akan tulang mereka patah. Sejumlah gejala dari demam dengue adalah demam; sakit kepala; kulit kemerahan yang tampak seperti campak; dan nyeri otot dan persendian. Pada sejumlah pasien, demam dengue dapat berubah menjadi satu dari dua bentuk yang mengancam jiwa. Yang pertama adalah demam berdarah, yang menyebabkan pendarahan, kebocoran pembuluh darah (saluran yang mengalirkan darah), dan rendahnya tingkat trombosit darah (yang menyebabkan darah membeku). Yang kedua adalah sindrom renjat dengue, yang menyebabkan tekanan darah rendah yang berbahaya. “Langkah yang harus diambil apabila anak demam tinggi harus diberi banyak minum air, lalu cek kedokter untuk pastikan itu DBD atau bukan,” tutup Harisson.